Kamis, 25 Juni 2015

Audit Sistem Informasi


Link Jurnal : https://docs.google.com/file/d/0B1o5Rn1sEEZxUGZ2N1RNNTRrS0U/edit?usp=docslist_api
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan, proses PO1, DS1, dan ME3 pada domain Ensure Compliance With External Requirement yang diberikan oleh Perusahaan Dagang Aneka Gemilang secara umum berada pada tingkat kematangan Defied Process, yaitu terdapat bukti bahwa perusahaan mengetahui adanya permasalahan yang harus diatasi, dan telah diproses menggunakan metode yang telah distandarkan dalam penyelesaiannya, telah mendifiisikan dengan jelas langkah-langkah yang akan dipergunakan dalam menunjang pelayanan. Secara umum pendekatan kepada pengelolaan proses telah terorganisasi secara baik. Gap yang ada baik itu tingkat user maupun manajemen tidak menunjukkan gap yang besar sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa apa yang diharapkan oleh Manajemen rata-rata sudah terpenuhi dan system sudah dijalankan. Rekomendasi yang dapat peneliti ajukan adalah tambahkan domain-domain yang dinilai sehingga hasilnya akan menjadi lebih baik dari saat ini. Hasil ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi dalam Sistem Informasi TI secara lebih komprehensif

ITAF, VAL IT dan RISK IT

ITAF



ITAF sendiri adalah  Sebuah Framework  Praktek Profesional   Audit / jaminan SI  yang telah pada 3rd Edition. Bertujuan  sebagai sumber daya pendidikan untuk para profesional yang bekerja pada bidang audit/ jaminan SI . 


ITAF adalah model referensi yang komprehensif dan baik penerapannya karena adalah :
ü  Menetapkan standar  audit dan jaminan peran dan tanggung jawab profesional SI ; pengetahuan dan keterampilan; dan ketekunan, perilaku
ü  Mendefinisikan istilah dan konsep spesifik untuk jaminan SI
ü  Memberikan bimbingan dan alat-alat dan teknik pada perencanaan, desain, pelaksanaan dan pelaporan SI audit dan jaminan tugas

ITAF difokuskan pada materi ISACA dan menyediakan satu sumber di mana  audit dan jaminan SI profesional dapat mencari bimbingan, penelitian kebijakan dan prosedur, mendapatkan program audit dan jaminan, dan mengembangkan laporan yang efektif.

ITAF 2nd Edition dimasukkan dalam pedoman audit dan jaminan ISACA pada 1 November 2013, sedangkan 3rd Edition sendiri dimasukan pada 1 September 2014 yang akan dipakai sebagai pedoman baru dan akan di index didalam framework






RISK-IT



Risk IT menyediakan end-to-end, pandangan yang komprehensif dari semua resiko yang berkaitan dengan penggunaan IT dan perlakuan yang sama pada manajemen resiko dari keksesuaian perkataan dan budaya diatas mengenai masalah operasional.

Resiko adalah bagian alami dari cakupan bisnis. Jika dibiarkan tidak diatur, ketidakpastian dapat menyebar dengan cepat. Jika dikelola secara efektif, kerugian dapat dihindari dan manfaat yang diperoleh.

Dalam bisnis saat ini, resiko memainkan peran penting. Hampir setiap keputusan bisnis yang membutuhkan eksekutif dan manajer untuk menyeimbangkan resiko dan imbalan. Secara efektif mengelola resiko usaha sangat penting untuk kesuksesan perusahaan.

Terlalu sering, resiko IT (resiko usaha yang terkait dengan penggunaan IT) yang terlupakan. Resiko usaha lain, seperti resiko pasar, resiko kredit, dan resiko operasional telah lama dimasukkan ke dalam pengambilan keputusan perusahaan. Resiko IT telah diturunkan ke spesialis tehnis di luar ruangan, meskipun dibawah kategori resiko sama dengan usaha lainnya: kegagalan untuk mencapai tujuan stategis.

Risk IT adalah suatu framework yang didasarkan pada seperangkat prinsip-prinsip penuntun untuk pengelolaan yang efektif dari risk IT. Framework pelengkap COBIT, suatu framework komprehensif untuk tata kelola dan pengendalian usaha solusi berbasis IT dan layanan.



Manfaaat dari Risk IT

ü  Sebuah bahasa yang umum untuk membantu komunikasi antara bisnis, IT, resiko dan audit manajemen;
ü  Bimbingan End-to-end pada bagaimana mengelola Risk yang terkait dengan IT;
ü  Sebuah profil Risk yang lengkap untuk lebih memahami Risk, sehingga lebih baik memanfaatkan sumber daya perusahaan;
ü  Pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab dengan manajemen Risk IT;
ü  Penyelarasan dengan ERM;
ü  Peningkatan kualitas informasi;
ü  Kepercayaan pemangku kepentingan yang lebih besar dan kekhawatiran peraturan berkurang;
ü  Aplikasi inovatif mendukung inisiatif bisnis baru.




VAL-IT


Salah satu area utama dalam tata kelola TI ini adalah bagaimana organisasi dapat memperoleh nilai/manfaat yang optimal dari investasi TI. Jelas bahwa nilai/manfaat bisnis dari investasi TI tidak akan dapat terrealisasikan oleh orang-orang atau departemen TI, tapi selalunya akan diciptakan oleh bisnis melalui penggunaan IT. Oleh karena itu, maka investasi-investasi TI seharusnya mesti dipandang sebagai program bisnis, yaitu untuk membantu memberikan kemampuan yang dibutuhkan oleh organisasi untuk sukses dalam bisnisnya.

Diskusi-diskusi seputar IT Governance memperjelas kebutuhan bahwa bisnis perlu mengambil alih kepemilikan dan tanggung-jawab tata kelola TI untuk menciptakan nilai dari investasi-investasi IT. Menyadari akan pentingnya pergeseran cara pandang ini kemudian memicu pergeseran definisi dari IT Governance yang berfokus pada keterlibatan bisnis, sehingga terminologinya pun diubah dari semula IT Governance menjadi Governance of Enterprise IT (GEIT).

GEIT merupakan bagian integral dari corporate governance. GEIT mengatur sedemikian rupa sehingga baik personil bisnis maupun TI dapat menjalankan tanggung-jawabnya dalam mendukung keselarasan bisnis dengan IT serta menciptakan nilai bisnis dari investasi-investasi IT. GEIT tidak hanya mengatur tanggung-jawab IT saja tapi juga diperluas menjadi proses-proses bisnis (yang terkait IT) yang dibutuhkan dalam rangka penciptaan nilai bisnis.

Topik business value creation ini banyak menjadi agenda pembahasan di berbagai organisasi. Tak kurang juga literatur akademik dan profesional dibuat terkait bagaimana menciptakan dan menjaga agar value yang diterima bisnis dari investasi TI dapat optimal. Sebagai respon terhadap kebutuhan mengenai hal inilah kemudian ISACA meluncurkan sebuah framework yang memberi arahan bagaimana manajemen nilai ini diterapkan. Dan framewokr tersebut diberi nama Val IT.

Framework Val IT  yang membahas GEIT ini memiliki fokus utama pada manajemen dan penciptaan value dari IT. Framework ini dimulai dari premis bahwa penciptaan nilai dari investasi IT merupakan tanggung-jawab dari manajemen bisnis. Nah, untuk membantu manajemen bisnis dalam mengorganisasikan dan menjalankan tanggung-jawabnya tersebut, Val IT mendefinisikan 22 proses bisnis terkait IT, praktik-praktik manajemen utama yang berkaitan, panduan manajemen berikut model kematangannya.



Kamis, 30 April 2015

Penjelasan Implementasi Cobit

Alasan Menggunakan Cobit :
1. Kesulitan manufaktur perusahaan pakaian dalam menginstal perangkat lunak rantai pasokan biaya itu diperkirakan US $ 200 juta
2. Sebuah perusahaan publik mengakui bahwa runtuhnya virtual sistem pelaporan keuangan dikurangi nilai pasar sebesar sepertiga dalam satu hari
3. Sebuah krisis operasional setelah penggabungan dua perusahaan transportasi dijiplak ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan sistem TI mereka
Manfaat Cobit adalah : Sebuah produk dan jasa perusahaan teknologi disimpan USD 12 miliar selama dua tahun dengan menghubungkan potongan-potongan yang berbeda dari rantai pasokan, sehingga mengurangi tingkat persediaan

Eksekutif membutuhkan cara yang lebih baik untuk: Langsung IT untuk keuntungan optimal,  Mengukur nilai yang diberikan oleh IT, Mengelola IT terkait risiko. Kelebihan lain dari cobit adalah :  Diterima secara global sebagai satu set alat yang menjamin IT bekerja secara efektif, Berfungsi sebagai kerangka kerja menyeluruh, Menyediakan bahasa umum untuk berkomunikasi tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan kepada semua pemangku kepentingan
Karena Cobit telah mencangkup: Keselarasan strategis TI dengan tujuan bisnis, Pengiriman nilai jasa dan proyek-proyek baru, Manajemen risiko, Manajemen sumber daya, Pengukuran kinerja
Sehingga COBIT sering digunakan di tingkat tertinggi pemerintahan IT karena  Ini menyelaraskan praktek dan standar seperti ITIL?, ISO 27001 dan 27002, dan PMBOK Meningkatkan keselarasan Dengan kebutuhan bisnis Meliputi spektrum penuh Kegiatan yang berhubungan dengan IT

Kamis, 23 April 2015

Cobit


Link Jurnal : https://docs.google.com/file/d/0B1o5Rn1sEEZxN051QjIxY09GV2s/edit?usp=docslist_api
Berdasarkan hasil analisis menggunakan Cobit, maka dapat dilihat bahwa tingkat kematangan secara
keseluruhan proses TI pada perusahaan yang diaudit berada pada skala rata –
rata 2,74, ini merupakan nilai yang cukup baik bagi sebuah perusahaan dimana
sudah ada prosedur namun belum sepenuhnya baku atau dilaksanakan.
Juga bisa untuk menganalisa berapa banyak proses TI pada perusahaan itu. Sehingga terdapat 9 proses TI pada level Repeatable but
intuitive, dan 18 proses pada level Defined.
Berdasarkan hasil mapping antara business goals The Arista Hotel Palembang
dan COBIT Framework 4.1, terdapat 27 IT process dan 159 detailed control
objectives yang harus diperhatikan.
Tetapi belum mempunyai IT Plan dan standar Tata kelola
TI yang baku.